Berita hoaks kini semakin meresahkan masyarakat. Bagaimana tidak, setiap orang berpotensi untuk menyebarkan informasi yang kurang benar kepada orang lain, disadari maupun tidak. Oleh karena itu, setiap orang memang memiliki tugas untuk mendeteksi setiap informasi yang masuk.
Informasi mana yang isinya tentang fakta, atau pun yang palsu memang kadang hampir tak memiliki batas. Sangat tipis. Informasi sendiri bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang bisa berupa pesan maupun berita yang dilaporkan.
Sadar Hoaks Sedari Dini
Bentuk informasi sendiri beranekaragam, yaitu secara tertulis, rekaman suara, video, foto bahkan yang beredar dari mulut ke mulut. Sayangnya, tak semua informasi yang tersebar itu teruji kebenarannya, apalagi jika itu sengaja dibuat demi kepentingan pihak tertentu, baik individu maupun kelompok.
Pada akhirnya, ini akan menjadi sebuah hoaks. Hoaks adalah berita bohong, informasi yang palsu, fakta yang diplintir demi tujuan tertentu. Nah, tujuan ini sendiri bisa karena iseng karena lelucon atau memang bersifat serius (politis).
Beberapa Macam Berita Hoaks yang Beredari di Masyarakat
Sebelum lanjut membahas tentang generasi milenial dan perannya dalam pemilu, mari kita urai terlebih dahulu tentang konten sampah berjejuluk hoaks ini. UNESCO dalam publikasinya berjudul “Journalism, Fake News and Disinformation” yang dirilis tahun 2018 telah membagi hoaks alias kabar bohong ini menjadi 3 (tiga) kategori: misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
Penjabarannya adalah sebagai berikut:
Misinformasi adalah informasi yang memang tidak benar atau tidak akurat, namun orang yang menyebarkannya berkeyakinan bahwa informasi tersebut sahih dan dapat dipercaya. Sejatinya tidak ada tujuan buruk bagi mereka yang menyebarkan konten misinformasi, selain sekedar untuk “mengingatkan” atau “berjaga-jaga”.
Disinformasi adalah informasi yang juga tidak benar namun memang direkayasa (fabricated) sedemikian rupa oleh pihak-pihak yang berniat membohongi masyarakat, sengaja ingin mempengaruhi opini publik dan lantas mendapatkan keuntungan tertentu darinya.
Malinformasi adalah informasi yang memang memiliki cukup unsur kebenaran, baik berdasarkan penggalan atau keseluruhan fakta obyektif. Namun penyajiannya dikemas sedemikian rupa untuk melakukan tindakan yang merugikan bagi pihak lain atau kondisi tertentu, ketimbang berorientasi pada kepentingan publik.
Beberapa bentuk pelecehan (verbal), ujaran kebencian dan diskriminasi, serta penyebaran informasi hasil pelanggaran privasi dan data pribadi adalah ragam bentuk malinformasi.
Dengan memahami konsep kategorisasi yang ditawarkan UNESCO di atas, kita bisa memahami bahwa isu hoaks tak bisa dipandang sebagai suatu yang sederhana, apalagi sekedar ditangani dengan solusi yang disimplifikasi.
Ada aktor dengan motif dan metodenya, ada medium dengan karakteristik pesannya, dan ada khalayak sebagai penerima pesan dengan kematangan checking behaviour-nya secara individual. Karakter dan keunikan inilah yang kemudian mesti disikapi dengan hati-hati, karena tidak bisa satu metode penanganan bias bekerja mengatasi ragam jenis hoaks yang beredar di ranah maya.
Bagaimana Cara Mengenali Misinformasi dan Disinformasi?
Ada beberapa ciri-ciri informasi yang bisa Anda curigai sebagai misinformasi atau disinformasi
1. Jika tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan
2. Jika itu mempermainkan bias Anda
3. Jika itu menimbulkan emosi positif atau negatif yang eksrim
4. Jika itu tidak punya sumber yang jelas atau statistik yang ditampilkan tampak usang.
Cara terbaik untuk mencari kebenaran informasi adalah sebagai berikut:
1. Mencari penulis
2. Mencari organisasi atau penerbit
3. Mancari kapan informasi itu diterbitkan
4. Mencari bukti
5. Mencari sumber lain
Intinya selalu mencari darimana informasi itu berasal. Semua orang harus hati-hati dalam menerima informasi dan cepat mencari informasi pembanding lain. Hal ini sangat berguna untuk memverifikasi informasi yang Anda terima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hi, terimakasih atas kunjungannya. Silakan bertanya atau berdiskusi dengan menulis di kolom komentar.