Menu
Tampilkan postingan dengan label Travel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Travel. Tampilkan semua postingan



Best Western Premier Solo Baru, Sebuah hotel mewah yang kami tinggali selama 3 hari dalam rangkaian aktivitas asyik bertajuk “up close and personal with best western". Acara yang diikuti oleh belasan blogger yang rata-rata datang dari Solo, Jogja, Bandung maupun Jakarta ini berjalan sangat meriah dan selalu menyimpan kenangan manis di setiap jejak langkahnya.

Sambutan manis saya terima kala menginjakkan kaki di pintu masuk hotel hingga kami disapa ramah oleh mas Denish Ardhaneswara, Marcomm Best Western Premier Solo Baru. Dipaksa merasakan fasilitas hotel secara gratis selama 3 hari? Siapa yang gak mau coba. Kesan pertama saat menginjakkan kaki di sana sihh ‘wow’ banget ya. Desain interior menarik, tatanan aksesoris ruangan yang sangat apik plus aura hotel yang mendatangkan rasa nyaman bagi setiap tamunya.

Usai terima kartu untuk masuk kamar, saya bergegas lari ke lift menuju lantai 18 bersama dengan teman-teman lainnya menuju ke kamar masing-masing. Saat masuk ke kamar hotel, perasaan lega sangat saya rasakan karena fasilitas kamar yang begitu mumpuni dan sangat nyaman untuk ditempati. Viewnya juga bagus, yaitu dapat memandang indahnya kota Solo Baru dari ketinggian.



Memang sangat strategis, hotel Best Western Premier Solo Baru ini sangat dekat dengan mall-mall besar serta sebentar lagi akan dekat dengan International Hospital yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Dan satu hal yang membuat saya tercengang adalah kamar mandinya. Eh, bukan.... maksudnya adalah sajian kuliner di restonya. Hihihi....

Ah, ngomongin kuliner mah saya demen banget ya, secara body dah mewakili banget kan. Hihihi..... Saya dah biasa merasakan hidangan resto di beberapa hotel. Tapi, saat melihat kuliner di hotel Best Western Premier Solo Baru, wow... bikin kacau perut nih, secara saking lengkapnya, saking uniknya, saking menariknya.

Ahh, sudahlah. Daripada saya cuma cas cis cius doank malah dikira boongan, bentar lagi saya pamerin ya sajian hidangan mewah di resto hotel Best Western Premier Solo Baru yang tak pernah membuat tamu hotel bosan, pun bisa berjam-jam duduk di tempat ini lantaran sajian kulinernya yang khas dan bikin ketagihan. Yang kantong perutnya gede, yuk siap incip-incip :D

MENU PAGI (BREAKFAST)

Jika Anda menginap di hotel Best Western Premier Solo Baru, jangan heran jika resto hotel ini selalu dipenuhi oleh tamu hotel yang ingin mencicip menu breakfast yang memiliki citarasa tinggi. Jam 7 hingga 8 pagi adalah posisi padat resto hotel ini sehingga jangan heran jika suara hentakan sendok dan garpu terdengar nyaring di telinga Anda.

Masih menguap sesekali, saya mendekati beberapa meja berisi minuman yang beraneka ragam. Pagi itu saya meneguk susu coklat, terletak persis di sebelah kiri susu putih. Di meja lain tersedia pula minuman khas rumahan, seperti teh dan kopi. 


Di sisi lain, seorang mbok jamu nan cantik jelita menawarkan jamu-jamuan yang membuat tubuh makin berstamina. Susu pun tadi bisa berfungsi ganda, yaitu sebagai bahan pelengkap menu sereal. Oatmeal, french toast dan berbagai roti pun tersedia berjejer dengan beragam bentuk unik dan menggoyang lidah tentunya. Marmalade, butter maupun jam aneka rasa siap menemani santap pagi kami.




Buah-buahan segar yang sudah terpotong rapi membawa hawa segar saat sarapan, diantaranya buah pepaya, nanas, melon dst. Yang ingin konsumsi protein, tersedia pula olahan telur dilengkapi dengan toast, sosis maupun ham yang pastinya bakal menggoyang lidah. Sedangkan bagi penyuka siomay, Best Western Premier Solo Baru akan memanjakan lidah Anda dengan hidangan siomay panas dengan rasa maknyuzzz.



Lha, yang pingin sarapan nasi gimana dong? Eitzz jangan khawatir, Anda bisa pilih menu nasi beserta lauk yang berasal dari olahan ayam, ikan maupun daging dengan beragam olahan istimewa. Nasgor spesial juga ada lho, pun makanan tradisional Solo nasi liwet yang dihidangkan panas itu pun mengguncang lidah para blogger. Pun makanan ndeso, nasi pecel, tak sedikit yang menikmatinya.



Bubur ayam dan yang segar-segar berkuah, seperti sup ayam dan mie godhog juga sempat saya cicipi. Pokoknya, semua menunya istimewa. Best Western Premier Solo Baru mengolah seluruh hidangan kulinernya secara higienis, diolah dari sayur-sayuran, dan daging segar serta bahan berkualitas tinggi dan tentunya dengan sistem pengolahan yang disesuaikan dengan standar kesehatan. Anda sudah siap mencicip American Breakfast ala Best Western Premier Solo Baru?

MENU MALAM (DINNER)

Para Blogger memang sungguh beruntung kali ini. Tak hanya mencicip hidangan di resto untuk tamu-tamu umum, nyatanya dua malam berturut-turut kami juga dijamu lebih istimewa dari itu. Menatap ratusan kuliner yang terpajang di atas meja resto hotel Best Western Premier Solo Baru, berkelas eksekutif di ruang tertinggi dari hotel ini membuat kami tertegun. Penataan hidangan artistik ala hotel mewah memancing kami untuk mengabadikan setiap wadah kaca berisi sajian spesial. Nuansa resto bergaya dinamis menemani santap ria kami diiringi live music dengan lagu-lagu romantis yang membuat suasana dinner makin menyenangkan.


Ah, kami berpesta di malam pertama. Sky dining ini tentu sangat berharga, selain menikmati menu-menu spesial hotel Best Western Premier Solo Baru, kami juga dapat merasakan hembusan angin di ketinggian, sambil menunggu chef mengolah sebuah menu sedap malam itu. Campuran sayur mayur beserta udang, daging, bakso dan ayam membuat santap malam makin nikmat.


Di bagian dalam, kami memandang deretan puding yang berwarna-warni ditemani aneka kue yang dikemas istimewa. Berbagai camilan ringan pun terasa nikmat di lidah, tak terkecuali beberapa jus manis-manis kecut yang saya teguk di meja bundar tempat kami bergurau, pun menyantap hidangan.


Di stand lain, saya mencoba hunting menu lain. Awalnya saya gak tega untuk mencicipnya, seekor daging utuh tampak lunglai tergantung di atas api pemanggangan. Bebek peking, suka banget sih, untungnya sempat cicip lembut dagingnya. 




Nah, di meja menu utama, deretan menu berat sudah menunggu. Tapi, satu menu yang membuat saya tertarik adalah olahan ikan plus rujak buah. Ya, rujak dengan kombinasi rasa pedas, manis dan asam ini sukses menggoyang lidah saya. Sup daging dan empek-empek juga sungguh menarik hati, saya pun kalap untuk mencobanya. Masih banyak hidangan mewah lainnya yang tentu rasanya sudah tak diragukan lagi.


Malam kedua, para blogger menikmati dinner di resto lantai 2 Best Western Premier Solo Baru. Aura makan malam tradisional lebih terasa karena para blogger disuguhi sajian kuliner ala angkringan. Tak pikir panjang, saya pilih makanan favorit, seperti sate kepala ayam, sate rempelo ati, sate bakso serta pisang coklat yang menambah manis suasana malam itu.



Nuansa jadul makin terasa kala saya merasakan hangatnya susu jahe serta kepuasan kawan blogger lain saat meneguk wedang uwuh, minuman tradisional berwarna merah serta beraroma harum khas Imogiri. Ah, lagi-lagi terpengaruh, saat ada yang sedang menikmati tengkleng, saya pun tak sabar masuk ke baris antrian untuk menikmati hidangan yang sama. Koktail buah rambutan juga sempat menyegarkan tenggorokan kami di sela-sela menikmati menu angkringan. 


Masih banyak sajian lain yang dihidangkan, sayangnya kantong perut saya terbatas sehingga tak bisa menghabiskan semua kuliner yang ditawarkan. Hehehe.... Secara keseluruhan, sajian menu dinner Best Western Premier Solo Baru sangat memuaskan. Menu kuliner yang terdiri dari appetizer, soup, main course dan dessert ini telah sukses mengembalikan energi kami setelah seharian beraktivitas.

Itulah pengalaman saya serta teman-teman blogger lainnya saat diberi kesempatan untuk mencicip kuliner di hotel Best Western Premier Solo Baru. Semua terasa nikmat dan mengagumkan, sebesar kagum saya kepada chef hotel ini, Bapak Himawan Krisbianto yang sukses membuat olahan makanan segitu lezatnya.


Parahnya, kenikmatan ini tak terhenti hingga kami pulang kerumah masing-masing, aroma pizza khas hotel ini mengikuti. Setiap blogger bahkan mendapat buah tangan Goodie Bag dan sekotak pizza, untuk oleh-oleh orang rumah katanya. Big thank to Best Western Premier Solo Baru, salah satu pembuat sejarah manis di hidup saya.

Riana Dewie

26

Jika Anda ingin menikmati sunset dalam suasana yang romantis dengan suara pecahan ombak yang menenangkan, langsung saja berlibur ke pantai Jogan.  Satu kelebihan pantai ini yang tidak akan Anda temui di pantai lain adalah Anda bisa langsung menikmati guyuran air terjun dengan sensasi yang sangat menyegarkan. Fenomena yang kami rasakan sore itu adalah suara ombak yang memecah pantai serta visualiasi sunset yang memanjakan mata. Saat berada di sini, Anda akan benar-benar bisa menikmati keindahan alam dengan suasana tenang dan damai.

Nama Wisata : Pantai Jogan
Alamat :  Purwodadi, Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengambilan Foto : 15 Maret 2015

Berbagai momen diatas tebing di pantai Jogan yang berhasil kami abadikan adalah : 




















Salam, Riana Dewie

0


Selfie di Tengah Kemeriahan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)

Beberapa waktu lalu ada seorang kawan saya yang berdarah Tionghoa mengingatkan saya untuk datang ke acara tahunan di kota Jogja, “Besok jangan lupa mbak datang di acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, mulai tanggal 18 Februari hingga 22 Februari 2016…”. “Siap mbak. Kemarin saya datang kesana tanggal 14 Februari, eh belum ada apa-apa. Masih sepi..”, jawab saya sambil ketawa.

Memang benar, saya sudah mendengar informasi diadakannya Pekan Budaya Tionghoa ini sejak beberapa waktu lalu. Karena lupa tanggal dimulainya dan tidak mencari informasi terupdate, akhirnya salah waktu saat berkunjung kesana. Hehe.. Acara yang sudah diadakan sebanyak 11 kali ini merupakan even tahunan yang berkali-kali dipusatkan di kampung Ketandan (sebelah utara Pasar Beringharjo) Yogyakarta. Pekan Budaya ini telah dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada hari Kamis, 18 Februari 2016 dengan mengangkat tema 'Meningkatkan Budaya Kebersamaan'.

Mengobati rasa kangen untuk melihat acara tahunan sebagai puncak dari acara Imlek di kota Jogja tahun ini, akhirnya sore tadi saya dan suami meluncur ke Malioboro untuk melihat kemeriahannya. Kondisi jalan sih macet total karena masyarakat Jogja banyak yang berantusias untuk menyaksikan pekan budaya ini, apalagi di hari ketiga atau di tanggal 21 Februari 2016 karena akan diadakan atraksi Barongsai di sepanjang jalan Malioboro hingga alun-alun utara.

Acara ini didukung pula dengan penutupan Jalur kendaraan mulai jam 18.00 hingga 22.00 untuk menghindari kemacetan. Saat sampai disana, parkir di setiap titik sudah penuh sehingga kami pun harus berputar-putar mencari celah tempat parkir yang masih kosong.

Akhirnya kami melangkah menuju kampung Ketandan, pusat dari perayaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. Dari kejauhan terlihat hiruk pikuk masyarakat Jogja yang tak ingin melewatkan acara budaya Tionghoa yang megah ini. Saat berada di pinggiran jalan Malioboro, para pengunjung sudah tak sabar lagi untuk menyaksikan atraksi Barongsai, terlihat dari seringnya mereka menoleh ke arah datangnya Barongsai, berpindah tempat duduk, mondar mandir dsb.

Untuk mengisi waktu, saya pun mencoba selfie sana sini untuk mendapatkan foto terbaik (versi saya sih.. hehehe) mumpung bisa bebas beraksi di tengah jalan Malioboro. Setelah 30 menit menunggu, akhirnya terdengar suara arak-arakan Barongsai dari kejauhan. Yuhuuu… naga besar itu meliuk-liukkan tubuh dengan indahnya dan tentunya memamerkan beragam gerakan yang sangat atraktif.

Atraksi ini semacam karnaval Barongsai menurut saya karena memang diperagakan oleh puluhan komunitas atau grup Barongsai dari berbagai daerah. Tak hanya Barongsai, atraksi drumband dari para TNI Angkatan Darat juga berhasil memukau pengunjung yang memadati sepanjang jalan Malioboro itu. Setiap prajurit benar-benar sigap saat menabuh drum, memainkan instrumental maupun meniup saksofon sehingga menghadirkan sebuah harmoni musik yang khas dan indah.

Tak hanya itu, arak-arakan kereta kuda atau andong juga melewati kami dimana beberapa andong tersebut ditumpangi oleh para pria dan wanita muda berdarah Tionghoa sambil melambaikan tangan dengan mengenakan slempang Koko dan Cici Yogyakarta. Tentu saja, mereka yang berparas rupawan, berkulit putih dan menebar senyuman membuat pengunjung terkesima. Setelah mereka berlalu, dilanjutkanlah dengan Barongsai lainnya yang ditampilkan dengan beragam kostum, warna dan atraksi yang tak kalah menariknya.

Satu jam berdiri menyaksikan atraksi ini membuat badan saya mulai berkeringat dingin sehingga saya pun mengajak suami untuk masuk di kampung Ketandan yang dipenuhi sekitar 150 stand kuliner dimana masing-masing menyuguhkan citarasa yang istimewa. Aneka makanan dan minuman tersedia disana dan setiap stand kuliner hampir semuanya dipadati oleh pengunjung sehingga kami pun agak kesulitan mencari tempat makan yang masih agak sepi. Kurang kenyang dengan takoyaki dan jagung manis, akhirnya kami menyantap soto sapi panas yang sangat memanjakan lidah.

Bukan hanya stand kuliner saja yang memadati sepanjang jalan Ketandan, berbagai pernak-pernik imlek juga diminati pengunjung. Ada pula berbagai lomba untuk menyemarakkan even tahun ini, yaitu lomba puisi berbahasa mandarin, lomba dongeng, lomba fotografi serta lomba karaoke bahasa mandarin yang dibagi dalam beberapa kategori. Tak ketinggalan atraksi sulap yang membuat acara budaya tahun ini makin meriah.

Setelah bersantap ria dan merasa kenyang, akhirnya kami melakukan perjalanan pulang namun terlihat di sepanjang jalan Malioboro masih saja dipadati banyak pengunjung sekalipun atraksi Barongsai telah usai. Ini menunjukkan bahwa even semacam ini sungguh dirindukan oleh masyarakat kota Jogja dan patut diapresiasi karena perayaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta saat ini bukan hanya merupakan perayaan keagamaan saja namun sudah menjadi simbol pelestarian budaya yang senantiasa dipegang kuat oleh Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku pengayom masyarakat kota Jogja.

Atraksi Barongsai di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri) 
Salut atas kerja keras rekan-rekan panitia dan seluruh pendukungnya yang telah sukses menyelenggarakan acara besar ini di Jogja. Tentunya, pekan budaya tahun ini terealisasi berkat kerja sama Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) dengan Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta.

Harapan kami semoga perayaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta di tahun depan bisa dilaksanakan dengan lebih meriah lagi, menampilkan berbagai atraksi menarik, dapat menyatukan masyarakat Jogja serta sukses meluhurkan simbol budaya Tionghoa sebagai salah satu daya tarik wisata kota Jogja. Oh ya, walaupun agak terlambat, tak lupa kami ucapkan “GONG XI FA CAI” 2567 untuk seluruh saudara yang merayakannya. Semoga Imlek tahun ini membawa rejeki yang berlimpah, kesehatan, keberuntungan & kebahagiaan bagi kita semua.

Salam, Riana Dewie

Sumber Referensi :
  • Melihat langsung acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016
  • travel.detik.com
  • kompas.com

Artikel ini sebelumnya telah diposting di Kompasiana dengan judul "Meriahnya Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016"


8

Nglambor Lestari, inilah salah satu keajaiban alam yang memamerkan berbagai keindahan alami di kawasan Tepus, Gunung Kidul. Perairan yang dangkal juga menjadikan para wisatawan bisa bebas berenang bahkan snorkeling di pantai ini. Dari kejauhan, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan air laut yang biru jernih, dua pulau karang yang berdiri megah sebagai penahan ombak, pemandangan karang dan rumput laut, ikan warna-warni yang saling berkejaran serta berbagai biota laut telah sukses menambah indah panorama alam Nglambor. Untuk sampai di lokasi memang butuh perjuangan karena Anda harus melewati jalanan terjal yang naik turun. Namun Jangan khawatir, Anda dijamin puas saat sampai di sana.  

Nama Wisata : Pantai Nglambor
Alamat :  Desa Purwodadi, Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengambilan Foto : 15 Maret 2015

Beberapa waktu lalu, saya dan keluarga sempat snorkeling di Pantai Nglambor. Ingin tahu keseruan kami?  




















Salam, Riana Dewie
0

Ini kawasan wisata yang tak kalah menariknya. Jurang Pulosari, sebuah pemandangan air terjun yang sangat indah dan menebarkan aroma kesegaran. Saat menuju ke lokasi, kita akan dimanjakan dengan jalan yang dipenuhi pepohonan hijau & rindang, berjalan di atas batu kapur dan akhirnya menuju padang rumput yang dikelilingi oleh perbukitan hijau yang sangat indah dipandang mata. Banyak wisatawan yang menghabiskan waktu disini hanya untuk menikmati sensasi jatuhnya air terjun ke tubuh mereka dengan berdiri tepat di bawah air terjun.

Nama Wisata : Jurang Pulosari
Alamat :  Sendangsari, Pajangan, Kec. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengambilan Foto : 22 Februari 2015

Wow, sudah makin penasaran dengan keindahan Jurang Pulosari? Yuk intip potret indahnya disini  : 










Salam, Riana Dewie 

0

Saya pernah mendatangi Curug Banyunibo, kawasan wisata yang letaknya terpencil di Dusun Kabrokan Kulon, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Beberapa moment seru kami abadikan disini karena pesona alamnya tak selalu kita temukan di tempat wisata lainnya. Curug Banyunibo ini lebih mirip seperti lereng jurang dari bebatuan kapur yang kemudian dilewati oleh aliran air. Airnya sangat jernih, dengan pantulan warna kehujauan yang berasal dari tanaman lumut yang tumbuh di antara sela-sela bebatuan.

Nama Wisata : Curug Banyunibo
Alamat :  Sendangsari, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengambilan Foto : 22 Februari 2015

Penasaran bagaimana keindahan di setiap sudut wisata alam ini? Ini hasil jepretan kami :

\









Salam, Riana Dewie

0

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman